Premium WordPress Themes

2 Februari 2011

Mi akung

tanggal 1 februari kemarin akhirnya bisa juga makan mi akung yang fenomenal itu, setelah 2 kali kedatangan yang tak membuahkan hasil pertama karena malam jadi sudah tutup kedua hari jum'at libur. Tak apalah alhamdulillah masih bisa meskipun terbilang telat setelah 3 tahun lebih di bandung belum mencobanya, padahal konon mi akung ini salah satu tempat makan terkenal di kota bandung.

Siang itu kita datang di waktu yang kurang tepat yah jam makan siang. Itu artinya banyak antrian, rame...tapi okelah banyak pemandangan. maksudnya gerak gerik orang - orang yang makan di situ bisa buat selingan. Terutama banyak baby...lucu lucu, ada juga baby indo 3 biji lagi lucucnya subhanallah.

Kembali ke fokus, mi akung, berikut liputannya. Mi akung ini berlokasi di jalan lodaya deket perempatan horison. Kalo ke sana bawa mobil susah parkir kalo lagi antri, buanyak...berderet. Apalagi rumah makan ini konsepnya "rumah" makan beneran. Rumah yang di jadikan tempat makan, jadi ya g ada tempat parkir khususnya. Whatever, yang penting laris pindah tempat juga butuh biaya kan? cekidot tempatnya





Nah untuk menunya seputar mi, yamin, bakso, ceker, pangsit, tahu, siomay. Kalo paduannya boleh apa saja, misal mie yamin asin baso ceker atau baso pangsit tanpa mie. Up to you...nah untuk praktisnya nulisnya di singkat, bakso di singkat B, ceker disingkat C, Pangsit di singkat P, Siomay si singkat S, dan tahu di singkat T. Kalo untuk harganya sekitar 15rban untuk porsi setengah, porsi penuh sekitar 22rb. Saran saya porsi setengah saja sudah kenyang puol, makanlah sebelum kenyang kan? hihihi

Ini ni menu yang di pesen sama jum jum (alias frida atau jume' teman kuliner bandungku, alias temen samping kamarku)
1/2 BSP (Baso siomay pangsit)
pangsitnya mantap isinya ayam giling padat, puas dah


Kalo ini pesenanku mie yamin sedang BC baso ceker, cekernya empuk alhamdulillah pas banget dengan kondisi gigiku yang sedang tumbuh dan sakit luar biasa itu. Tinggal slurpppp enak ^^




itulah liputannya, next destination bebek goreng boromeus, mau bebek g ya??

1 Februari 2011

acara reality music dan "pelajar" indonesia

Hobi saya mendengar musik, musik apapun asalakan bukan metal dan rock pusing di denger telinga. Yang paling saya sukai musik instrumental alias yang g ada liriknya. Meskipun ada beda pendapat halal kharam musik namun saya akhirnya memilih jalan bahwa music buat hiburan, selingan, kadang2 untuk semangat, dan tidak menyebabkan malas, why not ? Mohon di kaji dulu sebelum menentukan pilihan ^^

Sederhana sebenarnya, namun berpangkal dari musik timbullah industri yang cukup menjanjikan di indonesia, industri musik. Di dukung menjamurnya band lokal, boy band, solo, duo dll. Nah, akhirnya timbul berbagai ajang marketing termasuk di media televisi. Saya menyebutnya reality music yang artinya penyanyi/artisnya tampil secara live di panggung. Dan tentu saja penonton tak lain tak bukan sebagian besar adalah remaja, dan sebagian besar remaja itu adalah pelajar. Hebat bukan main efeknya, meskipun ini bukan penemuan hebat namun mari kita lebih peka lagi tentang penyiaran di Indonesia. Selama ini yang banyak di sorot adalah pornoaksi dan ponografi, karena memang sangat urgent hal tersebut. Walau bagaimanapun pendidikan salah satu pilar kebangkitan bangsa. Tak tanggung - tanggung acara reality music itu pun di gelar hampir setiap hari dan di jam - jam sekolah. Lucunya...kenapa tidak di ciduk satpol pp ya ? :P padahal beberapa hari yang lalu ada berita satpol pp merazia siswa siswi yang lagi memadu kasih di suatu tempat wisata. Oh iya kan penontonnya tidak pakai seragam. Tapi tentu sama saja statusnya tetap seorang pelajar.

Miris, indonesia tak lagi bisa membedakan mana konsumsi anak- anak, remaja, pelajar, atau ibu - ibu. Semua di pukul rata, sudah lelah rupanya mensortir dan menertibkan tanyangan. http://www.kpi.go.id/ KPI ayo beraksilah...!!!!






Pasalnya hampir semua statiun televisi mempunyai program ini. Tidak mau menyebut merek #sensor hehe. Kalau sudah begini mau di bawa kemana pelajar indonesia, di satu sisi acara beginian laris manis di datangi pelajar di sisi lain ajang kompetensi pelajar sepi. Daya riset dan belajar yang semakin menurun di tambah lagi banyak pelajar berprestasi memilih beasiswa ke luar negeri. Lengkap sudah degradasi pendidikan di Indonesia.

Sebuah potret suram penyiaran indonesia. Program edukasi tak lagi di utamakan, meski masih ada satu dua yang peduli, tak tak juga mampu mengimbangi.

Mari pelajar Indonesia, kita pintar memilih tayangan dan hiburan.